Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berapakah Jarak Ideal Anak Pertama Dan Kedua?

https://www.ceritaiburumahtangga.com/2022/05/jarak-ideal-anak-pertama-dan-kedua.html

Masih kecil kok sudah punya adik? Kapan nambah momongan, kasihan loh kakanya nggak ada temen? Itulah beberapa pertanyaan yang biasanya dilontarkan kepada keluarga yang masih kecil sudah nambah anak atau anak sudah besar tapi tak kunjung menambah anggota keluarga. Lantas, berapa sih jarak ideal anak?

Jarak Kelahiran Anak Pertama Dan Anak Kedua Kami

Saya dan suami memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi setelah hadirnya anak pertama pada tahun 2018. Bukan menolak rezeki Allah, kami sadar kemampuan kami sampai dimana. Rasanya, belum siap saja jadi orang tua yang punya anak “tunji” alias sataun hiji kalau dalam bahasa sunda. Dalam bahasa Indonesia artinya, setahun satu punya anak.

Maka, setelah kelahiran anak pertama kami nggak pernah dihantui rasa deg –degan bakal kejebolan sih. Santai, karena selalu rutin menggunakan kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui tentunya. Namun, setelah anak saya lepas ASI di usia 19 bulan kami pun sepakat untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi lagi. Btw, jangan ditiru ya part lepas ASI di usia 19 bulan! Harusnya, tetap menyusui hingga 24 bulan. Waktu itu, saya iseng – iseng aja buat pelan – pelan lepas ASI eh malah kebablasan.

Setelah anak pertama lepas ASI dan kami tidak menggunakan alat kontrasepsi, jujurly kami terutama saya sering dihantui rasa takut. Takut hamil lagi, padahal kan ada suami. Takut hamil lagi, anak pertama belum genap 2 tahun. Di sisi lain, suami sudah ngebet untuk nambah momongan. Namun, Allah memang selalu memberikan rezeki tepat waktu. Akhirnya, saya sah menjadi ibu hamil ( lagi ) ketika anak pertama saya berusia 3 tahun.

Jarak Ideal Anak Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN )

https://www.ceritaiburumahtangga.com/2022/05/jarak-ideal-anak-pertama-dan-kedua.html

Berbicara mengenai jarak ideal anak, sebenarnya kembali ke kesiapan orang tua. Yups, sebagai orang tua kita harus siap lahir batin menyambut kedatangan si buah hati. Jujur, saya suka kesel sama orang tua yang nggak pakai alat kontrasepsi tetapi terkesan nggak siap dengan kehamilan ( gue sendiri. LOL ). Padahal, agama pun membolehkan penggunaan alat kontrasepsi, kan?

Menurut BKKBN sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, jarak antar kelahiran anak  pertama dan kehamilan berikutnya yaitu 33 bulan. Organisasi sebesar WHO, nggak mungkin deh asal saja dalam membuat sebuah statement. Tentunya, sudah melalui berbagai macam perhitungan. Maka, jika ibu merasa bingung perihal berapa jarak ideal anak dan tidak bisa memutuskan berdasarkan keyakinan sendiri, anjuran dari WHO dan BKKBN Ini bisa dijadikan sebagai referensi Bahkan, studi dari United States Of Agency For International Development ( USAID ) pun merekomendasikan hal yang sama bahwa jarak ideal kakak dan adik yaitu 3 – 5 tahun. 

Dalam channel youtube spogman pun dibahas mengenai jarak ideal anak pertama dan kedua yaitu 2 - 5 tahun. Kehamilan yang kurang dari 2 tahun beresiko pada kesehatan ibu sementara kehamilan kedua diatas 5 tahun mengharuskan ibu kembali beradaptasi dengan masa kehamilan.

Saya bukanlah duta KB, saya juga nggak anti KB, netral saja. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya merasa kalau mengatur jarak kelahiran anak pertama dan kedua itu sangat penting karena memberikan banyak manfaat. Namun, bukan berarti orang tua yang jarak anak pertama dan keduanya berdekatan itu nggak baik lho ya. Seperti sudah disebutkan diatas, perihal jarak ideal anak ini sepenuhnya hak mutlak orang tua dan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan.

Manfaat Mengatur Jarak Kelahiran Anak

https://www.ceritaiburumahtangga.com/2022/05/jarak-ideal-anak-pertama-dan-kedua.html

Kalau merujuk pada rekomendasi BKKBN perihal jarak anak pertama dan kedua, maka saya menjadi salah satu penganutnya. LOL. Lagi – lagi, alhamdulillah Allah memberikan kami rezeki anak kedua di waktu yang tepat. Namun, sejujurnya saya suka gemes dong melihat anak – anak yang jaraknya berdekatan bahkan hampir terlihat seperti anak kembar. Ya, meskipun itu cuma gemes saja karena sesungguhnya sadar akan kemampuan diri sendiri sebagai ibu. Maka, mengatur jarak kelahiran anak adalah paling baik menurut versi saya dan suami. Benar saja, setelah anak kedua lahir kami pun semakin menyadari manfaat mengatur jarak kelahiran anak.

Manfaat pertama mengatur jarak kelahiran anak yaitu untuk kesehatan ibu. Point ini menurut saya sangatlah penting. Ya nggak penting gimana coba, dari proses hamil hingga melahirkan yang paling banyak berkorban kan ibu. Jadi, saya suka kesel sama suami yang nggak pernah memperhatikan sisi kesehatan ibu hanya demi obsesinya punya banyak anak. Terlebih lagi ibu yang melahirkan secara caesar, wajib banget mengatur jarak kehamilan selanjutnya minimal 2 tahun. Ini menurut bidan saya lho. Ya, walaupun banyak banget yang lahiran caesar tetapi baru setahun sudah hamil lagi. Sah – sah saja kok. Biasanya, kehamilan dengan jarak berdekatan dan riwayat caesar, akan dipantau lebih instensif oleh dokter kandungan. 

Manfaat kedua mengatur jarak kelahiran anak yaitu untuk kesehatan mental si kakak. Ibu, pernah mendengar istilah sibling rivalry? Itu lho persaingan antara kakak adik yang biasanya terjadi karena banyak hal dan salah satunya adalah rasa cemburu. Hah, cemburu? Masa sama adik sendiri kok cemburu? Ya gimana nggak cemburu, sejak lahir si kakak hanya merasakan menjadi anak tunggal yang kemudian harus “berbagi” dengan adiknya yang baru lahir. Maka, cemburu adalah hal yang wajar.

Hal itu pun terjadi pada anak saya, padahal waktu itu anak saya sudah berusia 3 tahun ketika saya mengandung anak kedua. Ibaratnya sudah bisa diajak ngobrol dan saya sering sounding mengenai akan hadirnya anggota keluarga baru. Namun, tetap saja ketika anak kedua saya lahir, anak pertama saya sering mencari perhatian jadi lebih manja. Sebelum punya adik, dia terbiasa makan sendiri. Setelah punya adik, jadi selalu ingin disuapi. Selain itu, moment ketika dia ditinggal beberapa hari oleh saya ke rumah sakit untuk melahirkan pun begitu melekat dalam memorinya. Nggak jarang dia tiba – tiba nangis karena teringat hal tersebut. Heuheu… Bisa dibayangkan jika hal tersebut terjadi pada anak yang baru usia setahun? Please, jangan jadikan obsesi kita sebagai orang tua malah mempengaruhi kesehatan mental anak. Namun kembali lagi, kalau kita siap dan mampu mengatasinya sih it’s oke.

Manfaat ketiga mengatur jarak kelahiran anak yaitu untuk perencanaan keuangan yang lebih baik. Ibu, setuju nggak sih dengan istilah banyak anak banyak rezeki? Saya sangat setuju dengan catatan orang tuanya mau usaha ekstra ketika nambah anak. Jangan sampai nambah anak, tapi usahanya sama dengan ketika anak masih satu. Usaha dalam hal ini bisa apa saja, misal dengan mencari tambahan penghasilan, bekerja lebih baik di kantor supaya ada kesempatan naik jabatan, buat yang muslim bisa juga dengan menambah amalan – amalan tertentu untuk membantu melancarkan rezeki dan lain – lain. Nah, buat yang belum siap dengan hal tersebut sebaiknya mengatur jarak kehamilan berikutnya.

Ibu pasti tahu dong ya kalau punya anak itu nggak murah. Sejak hamil, ibu harus rutin periksa, makanan pun harus bergizi demi 1000 hari pertama kehidupan anak yang dimulai sejak masih dalam kandungan. Saat melahirkan pun nggak bisa dipungkiri, butuh biaya. Ya, meskipun ada BPJS ataupun asuransi lainnya tapi yang namanya mau punya anak kan harus punya pegangan uang. Dengan mengatur jarak kelahiran anak, orang tua bisa lebih siap secara finansial. Setelah kelahiran anak pertama dan menghabiskan banyak biaya, orang tua bisa tarik nafas dulu dan bersiap – siap untuk menyambut kelahiran anak selanjutnya. Oh ya, ukuran “besar” disini kembali ke kemampuan masing – masing ya. Bagi sebagian orang nominal 10 juta itu besar misalnya, tetapi bisa jadi kecil bagi orang lain. So, selalu ukur apapun dengan kemampuan diri sendiri ya!

Kesimpulan

https://www.ceritaiburumahtangga.com/2022/05/jarak-ideal-anak-pertama-dan-kedua.html

Berdasrakan pengalaman saya pribadi dan beberapa referensi, mengatur jarak kelahiran anak pertama dan kedua, anak kedua dan ketiga, serta anak – anak selanjutnya itu sangat penting. Mengatur jarak kelahiran anak bermanfaat untuk kesehatan ibu dan anak serta perekonomian keluarga yang lebih baik. Namun, jika orang tua mampu secara mental, finansial dan ibu nya pun sehat untuk menjalani kehamilan dengan jarak yang berdeketan sih kenapa nggak? Intinya, kembali lagi kepada kesiapan masing – masing orang tua. Jangan jadikan anak sebagai pelampiasan obsesi orang tua atau hanya demi mewujudkan keinginan netizen. Heuheu… Jadi, ketika berbicara mengenai berapakah idealnya jarak anak pertama dan kedua ataupun anak - anak selanjutnya? Jawabannya ada di kesiapan orang tua masing - masing. Namun, jika orang tua galau untuk memutuskan, referensi dari BKKBN bisa dijadikan acuan.



Referensi

Pengalaman pribadi

https://www.sehatq.com/artikel/memahami-sibling-rivalry-persaingan-saudara-kandung-yang-bisa-berdampak-buruk 

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191004145246-255-436770/jarak-ideal-antara-kelahiran-anak-pertama-dan-kedua/ 

https://youtu.be/tzqOBVyr5cw


Posting Komentar untuk "Berapakah Jarak Ideal Anak Pertama Dan Kedua?"